Air, ikan dan perempuan itu……….

Posted by: bluethunderheart on: 14 April 2010

• In: prosaku
• 65 Comments

Dalam seminggu ini blue akan dedikasihkan postingan untuk para perempuan dalam menyambut hari Kartini

Lugas! ingat itu namaku. Nama yang sejak aku terlahir di bumi ini sudah melekat di jiwaku. Lugas! Jangan pernah kalian ganti namaku dengan nama nama yang sangat indah menurut buku buku atau dari wejangan bapak atau nenek moyang kalian. Lugas! Sekali lagi nama ku itulah yang mesti kalian panggil. Woy……….! kagak usah  di ganti menjadi nama bunga atau nama yang sesuai dengan tanggal atau bulan kelahiranku. Lugas adalah simbul kewanitaan yang akan selalu menjunjung tinggi martabat kaum perempuan dimana pun berada.

Bapakku memang seorang pengusaha di jakarta. Pengusaha yang sukses kata para relasi bapakku atau pun menurut pandangan orang orang sekampung sini. Pengusaha yang selalu berpenampilan keren serta wangi yang selalu bisa kalian cium dari jarak  seratus meter. Bapak ku memang seorang pengusaha yang mapan.  Dia tak akan pernah sering ke sini. Ke tempat dimana aku menikmati perjalanan hidup serta mengintip matahari yang malu malu menampakkan sinarnya di paginya hari.

Aku lugas. Namaku lugas. dan tak akan pernah menjadi yang lain saat engkau memanggil mamaku. Karena memang demikianlah namaku. Lugas gadis manis yang berusia enam belas tahun saat ini. Saat mulai mengenal dunia remaja yang begitu sangat ragamnya. Bapak dan kedua abang ku selalu menyubit kedua pipiku. Kedua abangku meski tinggal bersama bapak ku namun selalu saja menyempatkan waktunya untuk menmgunjungi aku. Bahkan bang Rangga selalu menyuruhku untuk ber sms selalu kapan dan dimanapun aku berada. Kedua abangku selalu memperhatikan perkembanganku. Bukannya bapak tak pernah memperhatikan aku namun karena kesibukkannyalah yang selalu membuatnya tiada waktu untuk lama untukku. Tetapi aku tahu kalau bapakku sangat sayang sama aku. Bapak selalu berpesan agar aku selalu menuruti apa yang di katakan m’Bah Min seorang wanita setengah baya yang sudah dianggap oleh keluargaku sebagai saudara sendiri. Pengganti ibuku yang sudah meninggal saat aku baru berusia satu minggu. Dialah yang selalu membantu setiap aku membutuhkan sesuatu. Dia pulah yang selalu mengerti sifat, sikap aku dari bayi sampai saat ini.

Kata abangku; Aku jangan pernah membuat m’bah Min menangis karena kenakalanku. Bapakku juga berpesan sangat pada m’bah Min untuk selalu menjagaku.

Oya dua hari lagi bapak dan kedua abangku akan datang ke desa tempat dimana aku tinggal bersama m’bah Min. Bapak akan membicarakan tentang keinginanku yang akan bersekolah seni di Itali. Oya, aku kan suka menggambar lho. Dan tentu saja obyek yang akan jadi fokus gambarku adalah air, ikan ikan serta perempuan . Alangkah senangnya aku mesti aku tak bisa berbicara namun aku tak merasa di sisihkan oleh keluargaku, baik bapakku serta abangku keduanya. Jika saat ini aku tetap tinggal bersama m’bah Min itu karena keinginanku sendiri. Aku tak mau menjauh dari m’bah Min karena dia sendiri hidupnya sebatang kara di desa ini. Disini aku juga di sekolahdi slb. Semuanya sayang pada ku. Pada Lugas itu nama pemberian dari ibuku. Jangan pernah meyelah namaku. Aku tetap seoarang perempuan yang bisu namun tetap ingin menatap dunia ini dengan satu cita cita. Menjadi seorang pelukis yang hebat.

semoga kita bisa belajar dari kisah Lugas ini y,sahabat!