Archive for April 16th, 2010
Sang Gadis…………..
Posted 16 April 2010
on:- Di: prosaku | story
- 76 Comments
Kartini ketiga
Ayah!
Meskipun terlihat lelah saat engkau mensemedikan pekerjaanmu namun engkau selalu saja berada dalam titik tujuan kasih sayangmu padaku. Dan Gadis tak perlu bertanya lagi masalah tersebut karena Gadis yakin seyakin yakinnya bahwa ayahlah yang sangat mengerti akan keinginan ku saat saat ini. Love u,ayah. Keringat peluh di raut wajahmu yang setengah umurnya bersinar dengar gemericik tetesannya sampai di penghujung lengan bajumu. Keringatmu adalah serumpun jerih payahmu untuk membabtiskan rahasia cinta ayah pada kami semua. Senyummu mudorat untuk kesempurnaan lelahmu. Dan aku akan Tawakal dalam menutup sisa sisa penghujung langit pertanggung jawabanmu sendiri.
Dan Engkau Bundaku tersayang…………….
Tuntunan peran dalam demokrasi sang cinta telah engkau mainkan di setiap inci jerit tangisku yang tersumbat rasa keinginan tahuanku. Jerit halilintar di cakrawala duniamu tak pernah membuatmu untuk menghindari atas cambukan praduga keisengan dan cimbiran disekitarmu. Meski aku tak bisa mengelaknya. Meski aku tak bisa menyelesaikan dukamu namun Gadis yakinkan bahwa Gadis selalu menitip salam serta doa padaNya.
Sudah setengah delapan malam saat Gadis menulis surat ini. Dan usianya pun mendekati ketujuh belasan tahun. Gadis berharap ayah dan bunda selalu mengabdi pada kehendak dalil dalil Sang pengabdi kasih sayang. Dan semoga……………………..Sentuhan tangan di pelupuk sudut lengan tangannya membuat sang bunda menoleh dan membalasnya dengan memberikan senyuman pada anak gadisnya yang sedang menikmati masa masa remajanya. Meski sang gadis tak bisa berbicara dan mendengar namun baginya ia tetap gadis yang periang dan penuh semangat
Dia adalah gadis yang selalu riang dan tetap tersenyum setiap hendak belajar menjahit di salah satu sudut desa.
Komentar Terbaru