wanita yang selalu duduk sambil menatap wajahnya sendiri di dalam cermin yang ujungnya sudah retak………..
Posted 5 Juli 2011
on:- In: prosaku | thanks to
- 71 Comments
sebuah cerpen ringan
Kesepian. Hmm,sudah terlalu banyak yang diutarakan oleh setiap insan yang sedang mengalami kesendiriannya.Tetapi tidak pernah berubah warna atas rasa kesepian itu sendiri. Menjelang malam, sapa pagi bahkan saat sore berbaur dengan realitanya sebuah perjalanan kehidupan ini. Sama seperti yang aku alami saat ini.
Saat aku hendak kembali pulang kerumahku yang sudah lama ku tinggalkan. Tertinggal banyak musimnya sebuah kenangan seperti untaian tasbih yang selalu digenggam kakekku jika sedang duduk sendirian di teras depan, yang perkarangannya sudah tidak banyak ditamani bermacam macam pepohonan.
Kini,rumah tua itu seperti tak berpenghuni. Dinding tembok sudah terkelupas bahkan pot pot yang selalu tersusun rapih di dekat air kran pun sudah tinggal pecahannya saja, sedangkan pohonnya tidak ada lagi. Rerumputan yang dulunya berwarna hijau segar pun tinggal beberapa helai saja dan itu sudah pudar warnanya. Dulu, kakek selalu merawat semua tanaman yang berada di halaman rumah bahkan sering pula kakek merapihkan pohon pohon tetangga sebelah yang sudah terlihat mati, yup, kakekku sangat terkenal oleh pengghuni perumahan sini, dengan keramahtamahannya serta ketulusan hatinya saat menolong.
Kakek adalah seorang mantan pejuang angkatan Bung karno. Sedang nenek tak begitu mahir dalam soal tanam menanam………..hahahah nenekku memang tak begitu suka jika ada pekerjaan menanam. Tahu tidak, kenapa nenek tak suka pekerjaan tersebut. Kata kakek, nenek paling takut sama binatang cacing. Beneran,nenek suka teriak teriak jika melihat binatang tersebut. Dan lucunya, kakek selalu menggoda nenek dengan rasa ketakutan tersebut.
Beneran,nenek suka marah marah jika kakek sudah menggodanya. Hmm,nenekku memang benci binatang tersebut, sehingga ia memilih untuk tidak megikuti aturan untuk selalu merawat dan menjaga pepohonan .
Sedang ibuku, seorang wanita biasa yang hanya mengurus rumah tangga saja. Sesungguhnya ,seorang ibu yang sederhana tetapi cantik. Itu berkah yang diwariskan kecantikan dari keturunan nenek tersebut. Ibuku memang cantik sebenarnya jika sudah berdandan. Ibu paling tak suka berdandan. Makanya ibu selalu kesal jika nenek mulai meyuruhnya untuk belajar merawat kecantikkan wajahnya sendiri. Bahkan nenek pulalah yang mengajarkan ibu untuk memilih paduan pakaian yang akan dikenakan ibu dengan warna lipstik serta bedak tabur. Ibu,adalah serang wanita cantik yang tak peduli akan kecantikannya sendiri.
Kata kakek sebenarnya banyak laki laki yang tampan serta kaya raya yang hendak menjerat hati ibu saat muda dulu. Tetapi selalu saja ibu menolaknya. Dan ku pikir ibu sangat bodoh jika pada akhirnya lebih suka memilih laki laki yang memiliki janggut serta bulu lebat didadanya,yang pada akhirnya aku memanggilnya bapak. Seorang bapak bernama Achoey hariez sungkowoastro. Seorang laki laki yang memilih pekerjaan sebagai pemain organ tunggal, orkes tunggal kezedot. Yang selalu berpindah pindah tempat jika ada orderan perkawinan atau sunatan.
Pernah juga sih bapak dipangil untuk mengisi acara syukuran sebuah perusahan di vila. Gaji bapak sebenarnya sudah mencukupi untuk segala keperluan aku, serta ibuku. Namun bapak ternyata lebih suka menghabiskan uang pendapatannya lewat meja judi serta minum minuman di berbagai bar atau tempat karoeke.
Yang selalu datang dengan wajah kusuk serta mulut yang berbusa dengan aroma tengik yang menempel di bibirnya yang sudah kehitaman. Apakah tak ada yang melarang perbuatan bapak? Salah jika kalian bilang tak ada yang melarangnya. Neneklah yang selalu marah marah jika bapak datang dengan keadaan mabuk. Nenek pulalah yang selalu membasuh tubuh bapak dengan air seember jika bapak masih terlihat meninggalkan sisa sisa kemabukannya. Jera? Tidak, bapak tak pernah jerah. Meski pernah bilang akan tobat namun beberapa hari kemudian ia akan kembali pada rutinitasnya. Sedang sang ibu cuma terdiam. Dan tak pernah mau ambil keputusan yang bisa bikin bapak jerah. Kata ibu, suatu hari saat aku mengadukan kelakukan bapak yang sudah keterlaluan,katanya”Biar bagaimanapun ia itu bapakmu, dan sampai kapan pun juga bapakmu. Dan ibu tetep akan mempertahankan hubungan ibu dengan bapakmu. Meski nenek pernah menyuruh ibu untuk menceraikannya. Karena ibu sangat mencintai bapakmu titik!”serunya dengan berapi api.
Aku hanya bisa terdiam.
Menatap wajah ibu yang sudah terlalu lama menyimpan urat kekecewaan atas tingkah laku suaminya.
***
Kesepian. Rasa itu memang sudah terlanjur dinikmati penghuni rumah yang tua itu. Dimana aku pernah terlahir dari seorang bapak yang suka mabuk mabukan serta seorang ibu yang terlalu lugu dan manut pada suaminya. Rasa kesepian di negri oranglah yang membuat aku mengambil keputusan untuk segera kembali kesini. Kerumah dimana dulu terlalu banyak warna kehidupan atas penghuni tumah tua itu.
Tiba tiba saja aku merasa ada getaran yang kuat saat turun dari taxi,dan menatap pagar yang sudah berkarat itu.
Sepi pemandangan dari arah luar sini.Tak ada lampu menyala diujung perkarangan.Tak ada lampu lampu menyorot terang dari berbagai sudut kamar. Sepertinya malam kepulanganku akan semakin terasa sepi,pikirku dalam diam.
Diam yang menyisahkan berbagai macam persoalan di massa lalu. Tas bawaanku sudah ku genggam dengan kedua tanganku. Dan aku sudah melangkah mendekat pintu utama rumah besar yang kian rapuh itu.
Pintu terlihat tak terkunci, dan terbuka sedikit.
Aku semakin bergetar saat membuka lebar lebar daun pintunya. Ruang tamu hanya diterangi lampu pijar yang menempel didinding ruangan. Dekat photo photo penghuni rumah ini. Ada photo kakek, nenek, ibu, aku serta bapak. Meski semua membenci tingkah laku bapak namun bapak tetap tak ditinggalkan. Hanya photo photo itu yang berbicara mewakili nyawa mereka yang sudah meninggal. nenek meninggal saat aku berusia empat belas tahun,kena serangan jantung. Lalu dua tahun kemudian bapak meninggal. Bapak yang meninggal tertabrak mobil truk saat mabuk mabukkan dipinggiran jalan dekat pasar.
Saat bapak meninggal ibu selalu duduk terdiam di depan cermin yang ujungnya sudah retak. Ya,retak kerena kena pukulan bapak saat tak bisa mendapatkan uang dari ibu. Didepan cermin ibu selalu menghabiskan waktunya tanpa berbicara bahkan tanpa melakukan apapun juga. Hanya tetesan air matanya saja yang selalu menetes turun membasah dipipi. Matanya senyap oleh butiran butiran putih itu.
Wajah cantik ibu semakin menerawang kesedihan. Dan aku hanya bisa terdiam. Menatap dan memeluknya sembari sesugugkan. Anak mana yang tak akan tahan melihat seorang ibu dalam keadaan seperti ini,seru hatiku pilu.
Tetapi semua tak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian saat aku ingin mengabarkan kelulusan sma ku, aku dikejutkan oleh kematian ibu. Sembilah pisau sudah menancap tepat dihulu hatinya dan ibu terkujur kaku tepat didepan cermin yang ujungnya sudah retak itu. Darah sudah terlihat membeku, meski ada sedikit yang terus mengalir di tubuhnya. Tetesan darah berceceran rapih seperti meninggalkan jejak yang tak bermisteri. Dan tepat didekat ruang dapur aku menyaksikan kekek sedang menggenggam sembilah pisau yang diujungnya masih meneteskan cucuran darah.
Dalam berbagai macam rutinitas kesedihan serta permasalahan dalam rumah tua itulah pada akhirnya aku memutuskan untuk menutup semua peristiwa itu. Dan meninggalkan rumah tua itu untuk pergi kerumah sanak saudara dari kakek yag berada di paris, francis untuk melanjutkan studiku disana.
Dan aku semakin menikmati kesepian ini saat kakek terlihat sedang tidur tiduran di tempat tidurnya sendiri. Sejak peristiwa itu kakek terlihat seperti kesakitan jiwa. Bule Tarylah yang merawat kakek sedari kakek sakit hingga saat ini.
Airmata ku menetes ketika berpapasan dengan cermin yang ujungnya retak itu. Berbagai kenangan semakin membuatku tak bisa menahan isak tangisku sendiri sampai akhirnya bule Tary datang menyabarkan aku.
Perumnas klender,jakarta timur 05122010
71 Tanggapan to "wanita yang selalu duduk sambil menatap wajahnya sendiri di dalam cermin yang ujungnya sudah retak……….."
Bagus banget cerpennya mas,aku suka membacanya. Aku masih menunggu cerpen-cerpen selanjutnya
walaupun dia sendiri, semoga masih ada rasa percaya diri.
SALAM buat blue sekeluarga… 🙂
eh, salam buat kezedot 😀
Great story..
thanks to write on this blog
very nice topic ^_^
Cerpen ini cerminan pemilik blog yang sedang kesepian 😀
Cerpenmu membuat terharu…
jadi ingat quote nya Mario Teguh hari ini
——————————————————-
Cinta itu buta.
Namun, bahaya utama dari cinta bukanlah kebutaan,
tapi KELUMPUHAN LOGIKA.
…Orang yang sedang jatuh cinta,
merasa obyek cintanya itu adalah
yang terbaik dan tiada duanya.
Duh! Seandainya saja mereka
mendengar penyesalan mereka
yang tidak bahagia,
karena logika yang dulu lumpuh
saat memilih pasangan hidup.
Adik-adikku, lebih berhati-hatilah.
Ini bisa menjadi masalah hidup
yang panjang.
Mario Teguh
kok sedih terus sih blue?
wah keren ne cerpennya…..
hmmm…. cerpen yang mantap… meski endingnya sangat sedih, “blue” banget…
nice post,,
aku suka ceritanya… dan eh… ada namaku >.<
oia… aku pake link di blog baru, ndak apa yah tp cyberdreambox(dot)blogspot(cot)com masih ada koq ^^
sungguh memiliki daya citra rasa tinggi..
ceritanya sangat menyentuh
wah kang ajip ajip smpai ada gelayut medung nih di mata..
novel nya sehat hat hat
Blue memang tak pernah kehabisan sumber cerita, terus mengalir serupa air sungai di pegunungan tempo dulu. Mengasyikkan, menyejukkan, dan yang lebih dari itu menyentuh batin terdalam pembaca, termasuk batin saya blue. Apalagi nama saya terbawa-bawa dalam cerita itu. Terus berkreasi, blue. Tulisan kamu memang menggetarkan banyak jiwa!
Salam kekerabatan.
lama gak berkunjung kesini Blue… membaca cerpen-cerpenmu yang selalu penuh romansa. salam hangat selalu
Terimakasih Blue untuk ceritanya, di tunggu ide-ide dari Blue selanjutnya…
Salam hangat buat Blue… 🙂
Jangan biarkan cinta itu membuatmu buta akan segala-galanya. Biarlah cinta itu tumbuh dengan sewajarnya
cerpennya bagus
terus berkarya ya
cerpen yg mantaf sob…
saya pikir tokoh ibu bunuh diri
Ternyata dibunuh oleh kakek
ga nyangka
Sipp..ceritanya..
jadi pengen nagis sob 😦
kok bisa dibunuh ma kakek sih?kan bapaknya sendiri…
*duh..sedih2…
anyway..great cerpen!keren..
You have brought up a very fantastic points , appreciate it for the post.
Permisi.. ijin tukar link ya.. link anda sdh terpasang di t4 saya… makasi sblmnya..
kunjungan perdana…
cerita yg menarik, makasih udh nyasar ke blog aku
aku datang bawa mobil butut mo jemput kamu blue. angkot 31 udah habis.
salam hangat slalu 🙂
jadi terharu bacanya 😦
maaf gak saya selesaikan 😦
Bagus Blue tulisannya….., di tunggu cerpen berikutnya…. 🙂
cerita’a bena” membuat orang terharu…:(
Menangis mungkin bukan solusi tapi terkadang dapat menjadi obat penenang.
Bahagia bukan berarti segalanya sempurna Bahagia adalah ketika kamu memutuskan tuk melihat segala sesuatu secara sempurna
Cemburu adalah tanda bahwa cinta harus saling memiliki
1 | an
5 Desember 2010 pada 3:10 pm
Pulang. . . 🙂