VALENTINE di Akhir Tahun IV
Posted 17 Februari 2008
on:Annette telah mengambil keputusannya sendiri. Dia benar benar mengabulkan keinginan bening tuk meninggalkan kota kelahirannya, saudara sahabat serta kekasihnya. Meski awalnya Hanz benar benar tidak terima akan keputusan Annette dan Bening namun akhirnya ia luluh juga saat melihat permohonan dan pengertiannya di sorot matanya. Dan Annette benar benar telah pergi dari kota ini. Meninggalkan orang orang yang ia sayangi. Meninggalkan bonui, kucing anggoranya. Annette pun memutuskan tuk melanjutkan pendidikannya di Bali, di rumah adik mamahnya.
****
BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN
Dua bulan setelah ia lulus dari sma nya dan melanjutkan kuliahnya di salah satu universiras ternama di Bali ia pun mengambil keputusan tuk belajar melukis pada seorang seniman yang ia kenal saat Annette sedang asyik menyendiri dipantai kute, menikmati sepoinya angin jam tujuh malaman. Saat itu ia benar benar malas melakukan apapun saat laki laki itu terlihat sibuk menggores goreskan catnya di kain kanvasnya. Ia tak menyadari kalau ialah yang menjadi obyek lukisan laki laki tersebut. Annette hanya ingin menikmati angin malam serta gulungan ombak di pantai. Tak di perdulikan semakin sedikit orang orang yang ada dipesisir pantai. Tak di hiraukan sorotan dari mata laki laki itu saat menatapnya termenung sambil menangkupkan dahinya di atas kakinya. Bagi Annette sendiri kesendirian itu adalah sebuah renungan yang menatah banyak unggas asanya yang enggan tuk berterbangan dari jiwa jiwa kedukaan hatinya. Merisau melebur di sudut kepalanya.
Annette akhirnya sadar kalau ia sedang diamati oleh laki laki itu. Dan saat ia lengah akhirnya Annette beradu pandang dengan laki laki tersebut. Annette terdiam. Sama sama terpaku. Dan sesuatu yang seakan hendak menyapa terlanjur di pendam di bibir mereka yang terkatub rapat. Hanya keheningan yang sudah mereka hadirkan sesaat setelah saling beradu pandang.
Laki laki itu selanjutnya selalu memilih tempat yang sama tuk melukisnya. Dan Annette tak memperdulikannya. Bahkan saat laki laki itu selalu melirik dan mencuri pandang tuk melukisnya pun Annette benar benar tak perduli.
Selanjutnya hari hari kemudian menjadi sebuah gelombang dalam untaian sapa tuk penghantar hati dan perasaannya masing masing. Semakin lama semakin melelahkan tuk tak saling menyadari arti pertemuan dan pertemuan selanjutnya. Sapa menjadi sebuah senyuman. Pembicaraan menjadi sebuah lukisan nan bermakna di pandangan mata mereka. Selanjutnya sebuah alunan musik di bait bait hati mereka menjadi sebuah lagu yang mempuitiskan perasaannya. Annette terpikat. Dan laki laki itu memutihkan lukisan perasaan hatinya dengan sinar terang pada cinta setaman milik Annette. Bahkan Annette tak menyadari akan arti cinta yang telah menjeratnya.
Di akhir senja mereka akhirnya menghabiskan sisa waktunya di bibir pantai. Mencermati perasan yang ada serta memastikan warna dalam hubungannya.Annette tahu kalau laki laki itu tidaklah sesempurna Hanz, kekasih yang kini menerusan kuliahnya di Boston. Ia sadar kalau hubungan ini akan menimbulkan masalah. Namun apakah salah jika perasaan itu ternyata telah tertanam pada sosok laki laki itu. Dia memang tak sesempurna Hanz yang memiliki badan yang tinggi. Dan ia memang tak sesempurna Hanz namun hati dan perasaanku serasa damai bila di dekatnya. Sedang dengan Hanz……………….hanya lewat hp atau chating chating saja.Tak ada rasa dan juga sesuatu yang bisa memberikan suatu perasaan yang ada bila berdekatan. Beda rasanya. Apakah aku salah,Tuhan?”
****
KERINDUAN ITU DATANG SAAT IA……….
Saat liburan kuliah akhirnya Annette mencoba menepiskan janji yang pernah ia utarakan pada seseorang. Ia bahkan tak menyesali akan akibat yang ia dapati jika suatu saat ia bertemu dengan laki laki itu di kota jakarta. Tempat kelahiran dan juga orang orang yang di sayanginya. Annette memastikan kalau delapan tahun sudah cukup baginya tuk tak mengingat sesuatu yang pernah terjadi. Dan Annette memang pergi berlibur ke jakarta. Menemui keluarga serta sanak saudara juga teman temannya. Dan tentu saja setelah ia membicarakan keinginan itu pada laki laki yang kini jadi kekasihnya.
Hanya tiga hari ia akan menghabiskan masa liburannya di jakarta. Hanya tiga hari saja! TITIK! Hari pertama ia habiskan tuk melepaskan kerinduan pada mamah, papah serta adik adiknya. Pada kamarnya, juga pada sekeliling area rumah yang biasa ia singgahi. Dan tentu saja pada kucing anggora kesayangannya. Lalu hari kedua teman teman gangnya yang dulu mulai berdatangan ke rumahnya. Hanya tinggal berempat, Dian, Annette, Putry dan juga Nesty. Sedang Bunga tak bisa kumpul karena ia meneruskan kuliahnya di Australia, mengikuti jejak mamahnya. Pertemuan menjadi ajang saling bersenda gurau serta berbagi cerita.
Seperti saat di hari ketiga. Mereka sengaja memilih tuk pergi ke Plaza Senayan. Selain berbelanja dan tentu saja menikmati secangkir kopi di sturback. Ada tawa, ada rasa haru dan juga ada ……………..
“Annette?”seseorang menyapanya,membuat Annette memutar kepalanya menuju ke samping. Ia tak mengenalinya. Laki laki tampan, berkulit putih bersih serta tinggi itu benar benar membuatnya tak menyadari akan pemilik sosok tersebut. Lama Annette terdiam. Sampai akhirnya ia terkejut saat laki laki itu memperlihatkan kalung berbentuk bintang pemberiannya beberapa tahun yang lalu. Sesaat kemudian ia terlonjak dari duduknya dan berdiri sambil memperhatikan sosok tersebut. “Hanz!”pekiknya riang. Kalau saja ia tak di senggol oleh teman temannya mungkin Annette sudah berteriak kencang. Mereka saling berpelukkan. Melepaskan kerinduan yang terpendam. bahkan mungkin tuk mencairkan perasaannya kembali.
Seberapa menit kemudian Annette segera ingat akan seseorang di Bali. Membuatnya segera mengambil jarak. Namun Hanz tak memperdulikannya. Ia yakin kalau cinta Annette masih tetap sama untuk dirinya. Hanya dengan akulah cintamu berlabuh,Nett?” bisik hatinya pelan. Hanz di beritahu oleh Dian soal kedatangan Annette dan juga seseorang yang kini sedang menjadi pelabuhan hatinya.
Hening!
Dan Annettte menyadari posisi hati dan perasaannya. Saat harus benar benar memastikan pilihan hatinya. Haruskah aku memilih lelaki itu dan kembali berlabuh pada Hanz?”
Bersambung
23 Tanggapan to "VALENTINE di Akhir Tahun IV"
Samaa.. lagi dilemma besaaaar… Binun.. Fiuuuh.. Met berweekend ria…
kita gak kesel kok salam kenal ya
wah, aku harus komentar apa nih ?
sepertinya aku hanya ingin mengucapkan selamat menikmati malam minggu ini dan juga liburan panjang ini sebaik2nya.
eh, jangan lupa……hati2 dengan pengeluaran bro. liburan panjang identik dengan dompet bocor kalo nggak hati2, hahaha….
selamat malam minggu sobat 🙂
guampang buanget juatuh cuinta suih 🙂
emang 3 lelaki itu guanteng-guanteng yuah?
juadi cuinta bujursangkar donk…..bletax!
gimana? buesok juadi ke At-Tin
wuig ‘n suobat 🙂
Wuih…jd pingin ke Bali ni….hikz…hikz…ditunggu kelanjutannya lho bro…
pelukis itu pasti bening kan ya mas? *sok tau mode on* hehehe…
terlalu dilematis jika seseorang sudah menanamkan cinta di hati dlm waktu yang lama, tp ketika cinta yang sebenarnya itu menyapa, semuanya akan luluh seperti debu dan berbalik menyambut cinta sejatinya.
cinta itu tak bersyarat. sesempurna apapun manusia tak menjamin ia memiliki cinta yang sempurna pula.
kata2 saya njelimet ya mas?
smg bs dimengerti 🙂
maap mas baru berkunjung.. sabtu minggu refreshing jiwa dulu 🙂
hehehe..
1 | bluethunderheart
27 Desember 2008 pada 1:15 pm
sahabat…..blue minta maaf jika cerita ini bikin kalian kesel
maaf banget namanya juga blue……….ya gitu dech.
Met akhir pekan ya sahabat.ILOVE U……..Hmm………………………wah!
salam hangat selalu