karena aku kah kau menangis?
Posted 24 Januari 2014
on:- Di: It's Me | prosaku
- 119 Comments
seminggu ini jakarta dilanda banjir dibeberapa lokasinya……….jadi blue ulang tak mengapa ya.
Aku adalah bagian dari keletihan jiwa kehidupan ini yang dengan sekuat tenagak u kucoba tetap bertahan dengan keadaan ini, berbaring di lantai penderitaan yang kian hari kian menyesakkan kelopak pikiranku, mencoba tetap menarik nafas di ujung tenggorokanku,….”aku tetap masih ada meski insan di sekelelilingku terus menerus mengejekku, menghinaku, meludahiku, dan aku masih ada meskipun dari sebagian itu ada yang meniduriku, meninabobokanku, menggendongku, mengharapanku. dan aku tentu saja ada meski bumi ini telah berganti baju.
Aku adalah aku yang bertopeng ketidak jelasan akan siapa aku ini? dan aku jawab itu tidaklah penting banget tuk ku pikirkan, karena bagiku sendiri; aku hanyalah sebentuk gumpalan dari nyawa yang ada di tubuhku sendiri,dan ku yakin aku adalah tetesan tetesan air benih dari semua insan yang menemukanku. Aku tetap tidaklah menangis karena asal usulku masih tidak jelas dan tidak akan pernah menemukan kejelasannnya ; anak siapa aku;pejabatkah ?, konglomeratkah ?, orang terpandangkah atau memang terlahir dari orang tak punya, atau barangkali anak pelacur ?. kagak penting !
Dan aku masihlah disini di puncak kota langit kebanyakan orang. Entah tersenyum, tertawa, menangis atau barangkali menjadi gila karena lama kelamaan aku tidaklah sendirian disini. Udara diujung senja hari kian tidak menentu, aku kadang kedinginan, kadang kepanasan, semuanya membuatku jadi memikirkan tentang benua belahan jiwa yang lainnya. Apakah mereka semua tetap bisa merasakan seperti yang kurasakan ? tanpa beban dan tetap menerima keadaan yang terjadi ? Bullshit…….! itu tidak mungkin sama.
Saat gejala langit menuai desiran anak hujannya berhari- hari, aku lihat semuanya panik,semuanya sibuk dengan situasi seperti itu, deraian airmata duka mulai mengalir di sepanjang hari. Aku ingin membantu, aku ingin menolong tuk keluar dari permasalahan itu; tetapi sekali lagi. aku hanyalah insan yang tidak pernah jelas keberadaannya. aku tidak memiliki tempat yang tepat tuk ku pijakkan, karna aku selalu ada dimana mana. tapi sungguh aku ingin membantu tetapi tidak bisa. Dan aku tiba tiba saja ingin teriak, ingin tertawa kala kebanyakkan penghuni belahan jiwa itu mulai sibuk dengan segala protokoler tentang aku, keberadaanku dan juga tentang bagaimana cara tuk menempatkan aku pada satu tempat saja. Sungguh aku ingin tertawa kala membaca tulisan mengenai pelaranganku. gini tulisannya “JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN”
Sekali lagi aku ingin tertawa meski cuma sebentar karena aku sendiri tidak begitu tega melihat penderitaan yang dialami penghuni belahan jiwa itu. Kali ini aku menangis karena mereka menuduh akulah salah satu penyebab musibah banjir itu. Oh…….aku ikut menangis tetapi janganlah kalian menangis karena aku. Please kesadaran tuk bersikap lebih bijak atas kehadiranku di bumi ini tentu lebih indah. Ya kan?
Memperhatikan dan menjaga lingkungan yuk,kawan. Sebelum banjir datang melanda!
119 Tanggapan ke "karena aku kah kau menangis?"

Butiran air yang jatuh dari langit karena perintah-Nya menyiram kota Bogor disertai rentetan gelegar halilintar yang tak kunjung diam.
Disini terdengar gelegar halilintar, berarti nun jauh disana bukan hanya sekedar gerimis.
5 jam kemudian, ibukotaku akan menangis. menangis karena mungkin kita lalai atau sengaja membuang barang yang tak bernilai disembarang tempat. Ciliwung-Cisedane-Angke-Citarumpun tak kan berdaya.


aku mendapati jemari lincah bang tundher talah menghasilkan sajak yg menggugah, seperti biasa.


Aku suka gaya bahasamu sahabat,
Si Dia tidak bersalah Blue, yang salah mungkin kita yang kurang memperlakukannya dengan sahabat.
aku nanti sambungan Men, Love & silent Night
salam hangatnya mana Blue 🙂


wah…syair pujangga lagi…
pujangga angkatan berapa om??hehe…
keep smilee 🙂


ya..karna kaulah aku menangis!


beh berat rek.. gak sampe nich bacanya… tentang alam tah mas? 😛


sebuah ironi di negeri yang konon kaya raya..saat kemarau diantaranya kekeringan air..saat penghujan jadi kebanjiran..


Salut deh untuk abang yg satu ini. Awal bacany aq bingung, apa sih yg dtangisi si abang ini. Trnyata menangisi si smpah.
Menurutku yg harus d tangisi itu adl orang yg mengutuk smpah sbg sumber masalah. Tak sadar kah ia bahwa smpah telah menemaniny seblum menjadi smpah. Tak sadarkah ia pengabdian smpah smbelum menjadi smpah.
Salam kenal ya…


selamat akhir pekan kang …..
Selamat Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1429 H


ah, ane tertusuk….


aku menangis bukan karena dirimu…..


Tulisan yang kaya gini nih, yang aku ga bisa…hehe


(*diam menatap sungai yang keruh….) andai aku bisa dengan tanganku memungut setiap sampah yang terbuang tidak pada tempatnya….andai aku bisa membujuk orang2 pinggiran itu untuk tidak mengotori sungai…..(*aaaah….andai aku bisa…..)


jangan tanya diriku
diriku juga mencari aku soalnya


sampah perlu di perhatikan dan di sayang juga biar ga marah dan bikin bencana 🙂


Kok malah jadi ingat sama lagunga Dewa 19, Menangislah….


fiuhh,, emosionil nih postingan blue…
Banjir juga ngga karena sampah lho, karena tanggul waduk jebol juga bisa..hehe.. *bercanda


Memang, blue. Langit menangis karena kita yang tidak bisa menjaga bumi. Bumi dan langit adalah ibarat ayah dan ibu. Kita ini adalah anak-anak yang tak berbakti dan tidak tau diri…


Ajakan yg semoga saja mengena..
Nice blue..
Banjir lagi banjir lagi..


yukkkk!!!… kita yang berbuat kerusakan, kita pula yang menanggung akibatnya…


kadang kesadaran manusia terlambat datangnya, terimakasih sudah mengingatkan mas


aku menangis karena koment aku ditangkap aski


Penuh dengan pemaparan yang bersifat menggugah seseorang untuk peduli dengan lingkungan sekitar. Tidak banyak dari kita yang peduli akan hal ini. Tetapi langkah kecil dengan tidak merusak alam adalah sesuatu yang dapat kita lakukan mulai saat ini


apakah cukup dg iba…
sementara bumi menangis menjadi jadi…
saatnya kita tuk berbuat sesuatu….
sebelum dia putus asa krn tak ada yang perduli….
salam hangat mas blu…!!


mampir pagi hari


ya karena dirimulah aku nangis bombay….. hiks.. hiks…
pa kabar blue….???


tidak blue! bukan karena kau..sungguh!^^


[…] Kang Bluethunder […]


lebih bijak lagi kalau selain kita membuang sampah pada tempatnya, kita juga mengurangi jumlah sampah yang kita hasilkan 🙂


Hiks, kebanyakan pengumuman dibuat malah untuk dilanggar. Ironis…


Hiks, kebanyakan pengumuman dibuat untk dilanggar. Ironis…


memang sekarang sedang jamannya “pagar makan tanaman”
yang diberikan kewajiban untuk menjaga, malah merusaknya. huft


sepertinya aku pertamax di repost kali ini…
ini tentang ke pekaan yang hilang, tentang ilmu yang tidak berbuah amal atau tentang mata yang hanya bisa melihat tapi tidak bisa memahami. Karena “Jangan buang sampah sembarangan” bukan hanya tulisan.


salam sore..
sambil menunggu buka puasa rasanya nyaman bertandang kemari
salam :p


tetap saja, bermuatan gerakan sosial…
Berbahagialah bagi orang2 yg berani berteriak untuk kepentingan bersama….


wah menarik sekali,,,,


iya blue, karena gara-gara kita membuang sampah sembarangan, jadilah berisiko banjir dimana-mana.
Mari lestarikan kebersihan lingkungan. Salam hangat kembali… 🙂


Kapan lagi harus peduli dengan lingkungan kalau bukan mulai dari sekarang. Salam kembali blue 😉


tangisan sedih ya


Cara menyampaikan himbauan yang manis sekali.. Mungkin ada kalanya pengumuman-pengumuman itu dibikin semenyentuh hati supaya pada menjalankan dengan baik yak.


Untung ditempat saya belum pernah kebanjiran mas blue … sampai sekarang masih aman-aman saja …
yah karena masyarakat kampung, masih peduli akan kebersihan lingkungan dan dampak yang ditimbulkan …


MARI KITA JAGA LINGKUNGAN SEKITAR KITA …
BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA …
AGAR TERBEBAS DARI KEBANJIRAN …


mantaf blue….truslah berkarya


hmmm., puitis sekali., bisa2 wanita terenyuh nih klo di kasih beginian., 😀


hmm., puitis sekali., wanita2 bisa klepek2 nih klo di kasih yang beginian., 😀


so sweet brother., pesan sosial yang dibumbui pesona pujangga


Apa kabar kak..! Lama gak ada kabar..!!
Maaf baru sempat berkunjung..!


Assalaamu’alaikum Nanda Blue…
Bunda hadir tika birai langit memerah menampakkan benangnya di ufuk timur menandakan saat berbuka semakin hampir menjelma di bumi bunda.
Apa khabar nanda Blue? Harapan bunda kehidupan nanda persis wangi melati yang dikirim ke pangkuan bunda, sentiasa segar, harum dan menyenangkan mata memandang.
Terima kasih bunda lampirkan ucapan dari jauh tanda ingatan dan kegembiraan bunda kerana nanda Blue selalu mengingati bunda walau ada ketikanya bunda hilang tanpa pesan di maya. Ingatan nanda selalu bunda tuangkan ke cangkir doa tanda bunda juga selalu ingatkan nanda di sana.
Pesan bunda, jagalah kebersihan diri dan lingkungan kerana kebersihan itu sebahagian dari Iman. jadilah hamba Allah yang selalu bersyukur dengan segala nikmat pemberian-Nya.
Semoga Ramadhan ini menjadi makna yang membahagiakan kehidupan nanda Blue dan keluarga. Salam hangat dan mesra selalu dari bunda di Sarawak, Malaysia.


sampai kapan bisa terbebas dari banjir, ya? (thinking)


halo bro


Jaga alam, maka alam akan menjaga kita.
Rusak alam, maka alam akan merusak kita…..


wahhh lama tak singgah kesini, pakabar blue…?
salam, ^_^


gimana puasanya masih lancar?


akhirnya bisa juga berkunjung kesini…


Setuju… jangan buang sampah sembarangan…
nice story Blue…. salut..!


great…


eco-friendly posting dari sudut pandang yang benar2 berbeda, interesting


blue gimana punya kabar?


telat komentnya, banjirnya dah beres.


blue masih arisan kah? 😀


mungkin saja

13 Juli 2008 pada 8:56 pm
Tentu dikau yang paling taw apa yang terbaik untukmu, untaian kata yang ditujukan padamu adalah bentuk kasihsayang yang tulus, kendatipun begitu, ketentuan yg menjadi pilihanmu akan membuat sekelilingmu semakin dekat dan mendukungmu 😀
Jujur, makna yang terkandung seolah rancu jadi agak ragu ngomennya 😀
12 Mei 2010 pada 11:05 am
Ah, terima kasih sudah berkenan untuk berbagi asa dan rasa, kau yang menyatakan diri sebagai “aku” . maafkanlah diri ini, yang memperlakukanmu setengah hati, habis manis sepah dibuang, dibuang tanpa sayang, yakni sembarangan . oh, andai aku seperti kau, entah berantah, mampukah aku menyimpulkan tawa …..
curahanmu kali ini, bagai godam yang menghantam kebiasaan burukku . ya, kebiasaan selalu mengkambinghitamkan dirimu….
doakanlah aku semoga bisa berubah ….
mari, kutemani tertawa 😆 😆