percaya tidak, kalau bibirku yang memerah delima ini hanya untuk kamu seorang?
Posted 5 Maret 2012
on:- In: It's Me | prosaku | story | thanks to
- 28 Comments
Kenalkan namaku Desti, usia hampir dua puluh empat tahun. Aku anak ke satu dari dua saudara. Aku terlahir dipingiran Jakarta, tepatnya di dekat selokan Kalimalang, Timur Jakarta. Aku berada dalam lingkaran yang menurut aku sendiri tidaklah terlalu menyakitkan, semuanya harmonis. Bahka sampai seharmonisnya, aku masih tetap mengikuti arah langkah E’makku sendiri. hanya adikku saja yang kadang masih enggan mau tahu arah aku dan mamak. “Sudahlah itu urusan mba dan mamak saja yang merasakannya, bunga tetap tidak ingin manyadari arah kehidupan mba,” ujarnya setiap kali aku cerita sebab ia tak mau tahu arah perjalanan kami.
Aku selalu tertawa dan ingin tertawa sepuas puasnya bila menyadari ketidakinginan asikku itu. Sungguh, bahkan saat ini pun aku terus tertawa. Ada banyak tawa yang berarti bagiku saat ini. Tawa yang entah bernada apa aku sama sekali tidak perduli, mungkin tawa mengejek, tawa suka ria, tawa-awa apapun. Semuanya sama saja. Sama seperti tawa yang kudapati di sepenghujung malam malamku. Bukankah aku selalu sering mendengar dan menyaksikan tawa tawa dari orang disekitarku!
aku meghembuskan gumpalan asap rokok dari mulut, tetapi kadang dari hidungku. Sementara suasana disekitar aula lantai dansa terlihat sudah banyak pengunjung yang datang melantai, meski ada juga yang merajut rayuan pada pasangannya masing masing. Ada yang berpeluk mesra, bercumbu ria .Sesekali aku menggoda lelaki yang datang menghampiri pasangannya.
Masih banyak penjualan gadis gadis disekitar kita,jakarta 2012
28 Tanggapan ke "percaya tidak, kalau bibirku yang memerah delima ini hanya untuk kamu seorang?"

Miris emang ya, blue. Padahal zaman udah maju gini -_-


Berarti Desti melakukan pekerjaan itu mengikuti langkah emaknya? ckckck….
Mudah2an adiknya mendapatkn pekerjaan yg lebih layak š


Aduh, ngeri deh.. membayangkan dunia seperti itu saja ku takut.. apalagi kalau melihat beneran. kasihan gadis2 itu.. bagaimana dengan masa tua mereka nanti??


buat siap hayooooo bibir merah delimanya….hihihihi…:P


Hanya senyum kecut yang bisa terukir saat mendengar tawa mereka….


hahah..
Cerita bgina bnyak trjdi realitasnya dikota sy…

5 Maret 2012 pada 10:09 pm
tanpa sengaja mendengar pembicaraan sang gadis di sekitar terminal kmp rambutan………………ia ceritakan kalau ia korban dr tetangganya………..tapi sayang blue ndak tanya daerahnya kerana sang gadis dah keburu di bawa sama laki laki tua yg sok galak………perih