Sang penari itu pun………….
Posted 21 Agustus 2010
on:- In: prosaku
- 31 Comments
Sang penari itu………..
dalam diam menyiratkan banyak misteri yang tak terjawab. Dalam diam tak berkata nampak menjelaskan sisa masalah yang belum bisa terrelaikan. Diam dalam gerak yang gemulai. Diam dalam tatapan mata yang sayu. Diam dalam iringan music yang mendetak detak. Seperti diamnya sapa hangat sang ayah atas pilihan jalan hidupnya. Hanya nafas yang tersengal sengal penuh ketidak penjelasan. Dan sang penari itu pun tertunduk lemas dalam kerisauannya.
Segalanya penuh pilihan dan Iman ternyata lebih mutlak tuk dijadikan sebuah penghubung antara jejak langkah keinginan serta cita citanya sendiri. Padahal………mereka bukanlah pendeta, atau kyai dan juga bukan pula Tuhan. Ini sebuah pilihan yang tak pernah bisa desejarahkan atas niatan tersebut. Apakah Tuhan melaknatkan pilihan hambaNya? Ataukah kewibaan lebih sempurna dari hadist serta kitab kitabNya?) Apakah segalanya tergantung pada ajaran mata rantainya sebuah keimanan! Sedangkan seorang seni adalah ganmbaran dari rasa suka cita atas sesuatu yang terjadi dalam lakon hidupnya sendiri. Sebuah pilihan yang tak sempurnakah jika seorang laki laki memilih jalan hidupnya sebagai penari! Ach, tak ada jawaban yang sesempurna pilihannya sendiri. karena iman lebih bijaksana tuk dijadikan sebagai kunci tuk memilih. Dan sanng penari itu pun terdiam dalam kerisauan yang tak bisa di bendung lagi.
Gimana pendapat kalian tentang pilihan hidup sebagai penari
31 Tanggapan ke "Sang penari itu pun…………."

Kreasi adalah sebuah kepuasan diri. Biarlah setiap manusia berkreasi agar memperoleh kepuasan diri. Tetapi dalam berkreasi kadang tidak dapat memuaskan orang lain, kadang tidak ada penghargaan dari orang lain.


Ketika ketidak berdayaan manusia menggiringnya ke dalam situasi yang sulit tanpa pilihan, maka keimanan adalah murni urusan hati… dan hanya si hamba dan sang Khalik yang Maha Tahu.


cuma mau bilang…”tidak ada salahnya… selagi menurut pelaku itu benar dan sah saja…”
salam akrab dari burung hantu…


kalau menurut saya, selagi masih ada pekerjaan yang lebih baik lagi dan kita masih punya kekuatan, mesti berusaha. tidak diam menunggu nasib.
hanya diri kita sendirilah yang mampu memutuskan akan jadi apa kita di dunia ini?


Apa kabarnya blue… lama ga BW nih…
Pekerjaan apapun baikseama tidak melanggar norma agama,
………
penari? ,….. no komen blue…


mending jadi penyanyi aja mas..


Penari adalah penghibur,
dan tidak ada salahnya menjadi penari, asalkan penari yang baik dan tentunya juga sopan.
penari yang tidak menimbulkan efek buruk terhadap penontonnya!
Bali Villas Bali Villa


tidak ada yang salah dengan menari. asal berada di jalan yang ‘lurus’. It’s fine..


Hidup memang sebuah pilihan, tapi kalau menari di jalan yang benar gimana yach ?? karena saya juga dulu seorang penari di Salah satu Sanggar Seni Tari di Bali, yang mana akhirnya saya bekerja seperti sekarang ini.


Tidak apa-apa, Blue, sepanjang profesi itu dicintai dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, menjadi penari adalah pilihan yang menarik (khusus buat cewek, kalo cowok…jangan ah!)
😛


Pa cabar?
dah lama tak berkunjung ke sini, mo cari kolak…
salam superhangat


Apapun pekerjaannya, asalkan halal kan tidak apa2 toh…. 🙂


Apa nggak ada kerjaan lain? hehe… 😀


Menurutku… dalam agama kan ada aturannya juga, Blue
Jadi silakan aja bagi seseorang mau memilih jalan yang mana, sesuai agama atau diluar itu…
Kira2 begitulah 😀


Profesi sebagai penari sama sekali tidak menciderai derajat apalagi keimanan menurut saya, terlepas berangkat dari gender apapun dia.
Jadi, tetaplah menari wahai penari…
Tetaplah menulis dan mencermati, wahai blogger 🙂


Setiap insan memang telah dibekali oleh Sang khalik dengan talenta yang bersifat khas, unik, dan mempribadi. Kalau insan itu telah dianugerahi terampil menari, sungguh mulianya ketika ia merespon anugerah itu dengan optimis, sekalipun yang menerima anugerah itu lelaki.
Bukan hanya ia dapat menikmatinya, tapi menghargai anugerah Sang khali.
Salam kekerabatan.


gapapa kan jadi penari asal penari yang jelas hihi ga nonjolin badan gitu looh.


gak bisa komen mas Blue, entah…biasanya jemari ini lancar saja menari…tapi kini terasa kelu menjawab pertanyaan ini

21 Agustus 2010 pada 11:25 pm
kita semua ini adalah umat beragama bila kita meyakini agama kita maka kita wajib mengikuti apa yang menjadi aturan2 yang ada dalam kitab suci. namun karena keterbatasan ilmu kita seringkali menabrak aturan2 yang ada .kadang kecintaan kita dengan dunia yang fana ini membuat kita lupa diri tidak saja memilih profesi yang halal yang harampun di sikat bahkan kita ini pada dasarnya sedang menari ya menari yang indah tentunya bila tari kita itu baik maka akan baiklah kehidupan kita bila tari itu jelek maka jelek lah kehidupan kita. maka ..