Archive for Desember 27th, 2009
Kasih yang tak dianggap…………
Posted 27 Desember 2009
on:- Di: prosaku | story | thanks to
- 58 Comments
Bunda
Hari ini tepat setahun dia mengajaku jalan berdua . Setahun pulalah di bulan yang kata orang penuh cinta dia mengungkapkan kesukaannya padaku. Dia, bunda……… kekasih yang selalu aku bangga banggakan akan memberi ruang yang sangat nyaman dengan wangi akan bunga bunga cinta bertebaran pesona khayalan penuh kasih mendalam. Dia,bunda. Kekasih yang setiap akhir pekan selalu saja menjemput aku di tempat aku beraktifitas lalu datang kerumah dengan selalu membawa sesuatu yang katanya untuk, bunda tersayang. Ach, bunda dia memang kekasih yang sempurnakah buat aku,bunda?
Bunda yang manis.
Aku lupa menanyakan sesuatu pada kekasihku meski sudah berjalan setahun. Setahun menikmati hari hari yang penuh keindahan serta kesempurnaan prilaku. Ada sesuata yang sampai saat ini juga aku belum pernah mempertanyakan padanya kenapa dia belum mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya padaku. Dia belum mengatakan isi hatinya padaku,bunda. Meski aku tahu dia sangat menyayangi aku dan dia sangat melindungi aku. Namun selalu saja perasaan itu kembali hadir di benak pikiranku. Diakah kekasih yang selalu kita sanjung sanjungkan itu dan dia yang selalu memberi pesona pada kasat mata kita itu belum juga mengungkapkan perasaannya padaku, bundaku tersayang. Sungguh! aku ingin sekali mempertanyakan ini padanya? tetapi apa aku pantas untuk mempertanyakan ya? apakah aku perlu mempertanyakan masalah yang semestinya tak perlu ada menjadi ada? Pantaskah aku melakuannya untuk membutikan rasa cintanya padaku,bunda? Sedangkan dari sisi keromantisan serta kasih sayang yang ia ciptakan sunguh sungguh membuatku nyaman lho. Dia selalu memeperhatikan aku. Dia selalu memberikan suport saat aku jatuh dan letih akan masalah yang aku hadapi.
Dia, kekasih yang selalu aku anggap kekasih itu…………..
Dia sangat sempurna ternyata bunda untuk aku miliki. Dia hanya memberi ruang tapi tidak memberi jendela dan pintu hatinya untuku. Dia bilang kalau aku hanya sangat menghargai keberadaanku semata sebagai sahabat,bunda. Hanya sebagai sahabat semata! TITIK. Hanya sahabat? Sempurnakah penderitaan ini untuku,Tuhanku. Dimana rasa kesempurnaan cinta yang selalu ia hadirkan di kepingan waktu waktuku. Lalu kemana akan ku titip kan rasa kagumku padanya yang selalu kita bangga banggakan telah menjadi kekasih hatiku. Aku tak kuat,bunda. Aku tak mengerti kenapa mesti sampai sedemikian rapihnya ia meletakan batu kedukaan di dinding keropohan jiwaku. Haruskan aku memaksanya untuk mencintaiku Tuhanku yang Baik? Sedangkan dia sama sekali tak menganggapku sebagai kekasihnya.
(Bagaimana perasaan kalian jika ternyata kau termasuk kekasih yang tak dianggap. Siapakah yang salah? Siapa?)?
Komentar Terbaru