My Blue Thunder Heart’s BLOG

Man, Love and silent night

Posted on: 8 November 2009

Sebuah novelet Misteri

PERSEMBAHAN SANG CINTA

“Sahabat setia adalah sahabat yang benar benar menyadari arti dari keinginan sahabatanya itu sendiri. Persahabatan yang di landasi oleh akar kepercayaan yang kuat serta pencapaian dalam berbagi berbagai hal hal apapun juga. Sahabat sejati yang tak akan pernah menyakiti maupun menusuk dari arah belakang kita.  Itu yang aku pahami tentang arti persahabatan,  terserah bagi kalian, jika memang tidak berkenan dengan pernyataanku itu hak kalian. Hak setiap seseorang untuk mengartikan arti dari persahabatan yang sejati. Titik! sekian dan terima kasih”

Sekelumit pidato yang di bacakan oleh Darwin diakhiri dengan gemuruhnya tepuk tangan dari semua mahasiswa serta mahasiswi di kelas psikologi siang itu.  Semuanya berdiri dengan terus menggemah gemahkan seruan tepuk tangan sampai Darwin benar benar sudah berjalan dan menuju ke bangkunya yang terletak di bagian dua dari depan, di sebelahnya Hanz tersenyum sambil tetap bertepuk tangan, di ulurkannya tangannya untuk memberi selamat pada darwin yang terlihat agak tersipu sipu menerima sambutan yang begitu meriahnya. Tak beberapa menit kemudian semua mehasiswa beranjak keluar ruangan saat jam pelajaran telah usai. semuanya. dan ruangan terlihat kembali dalam kesepian nyata.

Sementara itu di jarak beratus ratus kilo dari kampus Revolla di sebelah timur terdengar suara sirene polisi bercampur  hiruk pikuk para warga yang ingin mengetahui apa yang terjadi serta siapa yang menjadi korban. Barisan polisi serta bebrapa wartawan kriminal sudah terlihat sibuk disana sini. semuanya mencoba mencari dan berargumen masing masing mengenai si korban yang ternyata berjenis kelamain lelaki, berusia 21 tahun berkulit putih dengan luka memar serta irisan benda tajam di sekujur perut, tangan dan kedua kakinya. Mengerikan! Belum di ketahui indinteitas si korban tersebut, semuanya belum mendapatkan jawaban karena memang tidak ada benda apapun yang bisa memberi petunjuk nama serta alamat si korban. Hanya bisikan serta keluhan dari warga yang masih terus bergerumung saat selintas melihat kondisi si korban untuk terakhir kalinya sebelum di bungkus dan di bawa masuk ke mobil ambulans. Semuanya merasa miris  dan kasihan tapi tidak untuk seseorang yang belum jelas itu tanpak terlihat dingin tanpa exspresi apapun juga semuanya jelas terlihat meski kedua matanya tertutup kaca mata hitam.

“Hei kenapa ngelamun” sapaan yang di barengi sebuah tepukkan pelan di bahunya membuat dia terkejut dan hampir melompat, setelah ia menarik nafas dan sadar kalau yang menegurnya adalah si Hanz ia tersenyum  dan memandang sesaat ke wajah hanz yang terlihat tampil rapih

“Mau kemana,hanz?;tanyanya

” Lho kok malah tanya kan kita akan pergi rapat untuk membahas persiapan acara akhir tahun,Wins?” kenapa kamu? lupa atau memang sengaja melupakan acaranya agar bisa terus berkutit dengan buku buku ilmiah serta psikologimu ya? Sudahlah,Wins……..rilex..rilex sesekali itu perlu lagi. Kita senang senang setahun sekali OK? OK kan,wins,” serunya sambil menepuk nepuk kembali bahu sahabatnya itu untuk memastikan kalau ia juga ikut merasakan meriahnya acara tersebut nantinya. Darwin tak berkutik jika Hanz sendiri yang memojokkan situasi perasaan bimbangnya. Apabila bukan Hanz belum tentu darwin mau ikut ikutan acara yang menurutnya itu sangat tidak bermanfaat buat jiwanya, Dan kedua orangtuanya tentu tak akan pernah mengizinkan anaknya ikut acara yang poyah poyah itu jika bukan karena disana juga ada hanz, teman anaknya serta yang di kenalinya sedari kecil, selain bertetangga keluarga hanz dan keluarganya selalu mengadakan pertemuan pertemuan rutin.

Aku tak akan pernah mau merasakan sesaknya angin malam dikarenakan kepulan asap yang mengitari seluruh isi ruangan serta sesaknya bau keringat yang menimbun di seluruh tubuh sahabat sahabatnya selesai turun melantai dansa maupun berjoget tak karuan. Semuanya nempak menjemuhkan. semuanya!

Hanz dimana kamu hanz? tanyanya pada diri sendiri sambil kedua bola matanya mencari cari tempat dimana bisa melihat sosok tubuh sahabatnya itu. Di lemparkannya ke seluruh ruangan pandangan matanya, seekali ia menyapa sahabat yang menegurnya bahkan sempat ada yang menawarkan minuman padanya, tak terkecuali si desti, wanita yang sedari awal sudah menaruh hati padanya mengajak melantai sembari menyentuh sekujur tubuhnya agar dapat membangkitkan gairah muda darwin. Tetapi sia sia saja si wanita itu, selihai apapun merayunya si lelaki tetap tak bergeming dengan segala rayuan maupun sentuhannya. bahkan dengan tergesa gesa ia menepiskan tangan wanita dari bahunya lalu pergi begitu saja  tanpa menoleh ke belakang lagi. Tak di hiraukan semprotan caci maki yang tajam itu dari mulutnya. Bahkan ia tetap berjalan meski semua mata pada akhirnya mengarah kepadanya. Menatap penuh tanya.

Ruangan di lantai atas memang sangat sepi. Namun sangat menyejuk mata. Karena dari lantai inilah kita dapat mengarahkan mata kita untuk menyaksiakan proses perjalanan hidup ibu kota dari arah atas sini. Segalanya dapat kita saksikan apa yang terjadi di bawah. Dan di atas sinilah Hanz merebahkan tubuhnya di lantai berbaring dengan santainya sementara di sebelahnya seorang gadis berusia di bawah hanz dua tahun sedang asyik menangkupkan kepalanya di atas kakinya yang sengaja ia dudukan. Pandangan keduanya tampak penuh arti. Pandangan mata  sepasang kekasih itu lebih mencerminkan syahadat syahadat cinta  yang telah ia lanturkan dengan sahduhnya di dalam sanubaru hati mereka masing masing. Sesekali hanz melepaskan pandangannya ke arah gadis yang baru saja ia jadikan sebagai belahan jiwanya. Gadis yang menjadi objek mata Hanz itu terlihat tersipu malu.

Semenit kemudian Hanz bangkit dan duduk merapat ke tubuh sang gadisnya. ia rangkul bahu dan memandang lembut serta menari nari kan senandung perasaannya lewat untaian lembut jemari tangannya dalam genggaman tangan sang gadis yang tetap memainkan pandanganya ke sekelilingnya. Di biarkan dengusan nafas sang kekasih menghirup lirih di lehernya. Di biarkan rembulan hatinya memancar sinar kesejukkan lewat alur jari jari tangan mereka. Di rasakannya segalanya dalam kepatuhan cinta. Di biarkannya lembayung itu mengecup lembut di dada jemari tangannya. Di resapinya ketenangn hanz saat membelai rambutnya yang hitam sebahu itu, lalu menurun ke leher, bahunya. Dan Hanz hampir menyentuh kelopak bibir ranum gadis itu. Hanya berjarak beberapa inci saja kalau saja Darwin berdehem memainkan suaranya . Keduanya tersentak. Keduanya melepaskan genggamannya. Keduanya mengarah ke wajah darwin. Lalu sang gadis menunduk sementara Hanz tersenyum dan menyapa sahabatnya itu. Tak ada kemarahan terlihat di raut wajahnya. Tak ada tersinggungan. Hanz malah terenyum memperkenalkan sang gadis padanya saat sahabatnya itu sudah berada di dekat mereka. Sang gadis memperkenalkan dirinya yang di jawab dengan senyuman oleh Darwin. Suasana mencair kembali.

“Aku minta maaf soal kemaren,hanz,” tegur darwin ke esok harinya di pagi dalam ruangan kampus.

“Sudahlah,” jawabnya.

“Tapi Hanz! aku telah mengganggu acara kamu dengan gadismu itu. Sungguh aku tidak tahu kalau kamu ada disana sedang berdua. Hanz…….”

“Tidak apa apa, santai,win….tidak ada yang perlu di bilang kesalahan soal tadi malam itu OK? ” tegasnya sambil tersenyum. Dengan tersenyum ternyata membuat Darwin berhenti bertanya dengan segala kerisauan di dalam hatinya. Kerisauan yang slalu ia rasakan di setiap detik dan juga menit saat saat malam yang terus berlangsung. Kerisauan yang selalu saja membuatnya ingin berteriak setiap ada masalah yang menyapa dirinya. Kerisauan yang………..

“Kog malah diam,win? ada apalagi? teguran hanz membuatnya terkejut dan dengan keresahannya ia menggeleng gelengkan kepalanya.

KERESAHAN YANG MENEPIH

Darwin mencoba menenangkan perasaan yang sedang terjadi di dalam jiwanya saat ini. Saat malam yang tengah bermain main dengan cahaya rembulan dan bintang. Saat ari ari langit terus saja melukiskan warna hitam kelam dalam tubuh langit angkasa. Kerisauan itu terus membuat jiwa Darwin ingin berteriak dengan sekencang kencangnya agar rasa itu cepet cepet pergi dan tak lagi bernyanyi di dalam jiwanya. Tak akan ada yang mendengar teriakan Darwin di rumah yang sangat sangat besar dan terkesan mewah itu. Karena semua penghuni rumah itu sedang pergi menikmati dan merasakan keceriaan sang malam nan menggoda hati mereka. Mamahnya, Papahnya, Kedua abangnya semuanya menikamkan malam ini dengan segala jadwal acara masing masing. Sedang kedua pembantu serta penjaga rumahnya sedang asyik bercengkrama dengan pasangannya masing masing di gardu depan rumah.

Darwin masih disana. Di teras kamarnya yang berada di lantai dua. Bersender di pagar teras atas. Memandang ke angkasa dengan penuh pengharapan. Pengharapan yang hanya dia sendiri yang bisa mengetahuinya. Tidak ada orang lain pun. termasuk sahabat setianya sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul satu siang dan semua mahasiswa sudah banyak yang berbaur di perkarangan kampus menuju ke rumahnya masing masing. Karena dosen mata kuliah ada yang tidak masuk. Semuanya berbaur dalam langkah per langkah menuju pintu gerbang kampus. Begitu juga hanz serta Darwin yang sedang menuju ke area parkir dimana mobil darwin biasa di parkir, letaknya di belakang dekat halaman penuh rumput rumput yang tak terawat. Keduanya sedang asyik berjalan sambil bercerita saat tiba tiba seseorang datang menyeret tubuh Hanz dengan kasarnya. Darwin tergagap penuh ketakutan. ia berdiri dalam kerisauan yang tidak di pahaminya. Berdiri terpaku dalam balutan adu argumentasi kedua lelaki tersebut. Nampak Hanz sesekali menepiskan tangan laki laki itu yang hendak mengarah ke perutnya. Keduanya bergelut dalam sindak perkara yang hanya mereka berdua yang tahu. Kerisauan hatinya semakin menjadi saat ada darah mengalir dari hidung Hanz. Ia tak bisa berbuat apa apa! Dan tidak dapat membelanya.

” Gue ngincer Clara dari pertama kali gadis itu terdaftar di kampus ini. Dan gue hampir mau menembak hatinya…..tepat gue mendengar kabar lho sudah menembak hatinya duluan. Lho tahu gue kan? gue pantang menjadi yang kedua pada gadis gadis yang menjadi incaran gue. Tahu itu……..” serunya sambil menepiskan tubuh Hanz seenaknya hingga hanz terjatuh di rerumputan. Beberapa menit kemudian laki laki itu pergi meninggalkan mereka brdua. Meninggalkan sejuta pertanyaan tentang masalah yang sedang terjadi.

Dan Hanz hendak bangkit dan mencoba berdiri meski sudah di bantu Darwin saat tiba tiba hpnya berbunyi. Darwin tahu Hanz pasti belum sempat mengambil hpnya dari saku celana jinsnya maka dari itu ialah yang mengambil hp milik Hanz. Dinyalakannya dan membuka file penerima pesan. Terbaca disana tulisan Pesan dari Clara.

Keduanya terkejut. Keduanya saling bertatapan.

“Bersambung

38 Tanggapan to "Man, Love and silent night"

wallah, lg seru2nya baca, tahunya malah bersambung…hehe..ditunggu kelanjutannya Bang 😉

komenku bersambung nanti bro, setelah ada sambunganya, hehehe…
tetap berkarya, dan semangat !

I’ve just been sitting around waiting for something to happen.., Keep a good work man!

ehmmm….. eheeemm.

misteri dibalik pesan singkat. Boleh juga nih ceritanya, kalau dibaca pengiklan pulsa bisa jadi rebutan.

jangan lama2 sambungannya ntar pulsanya nglonjak 🙂

Cepetan sekuelnya blue… 1×24 jam ya GPL

keren mas..

apakabar..aku datang menyapa…

Ditunggu lanjutannya. . .
Btw, nitip award ya bang 🙂

lagi seneng2nya nulis cerpen bro?? kapan mampir?

sambungannya ditunggu 🙂

(* duduk di pojokan sambil nunggu sambungan ceritanya mas blue…)

WADUH…..
ya dah dech hari senin ajah hehehehe…
salam hangat mas blue… met week end 🙂

karyanyah bener2 mantab! jadi ngiri…. 😀

Bukan clara ng penulis kan?
Bukan clara bagian nama gw juga kan?(GR)
Or, bukan clara di cerpen blog gw dulu kan…he….Kok bisa sama ya?!

Salam kenal yuph…

Bukan clara ng penulis kan?
Bukan clara bagian nama gw juga kan?(GR)
Or, bukan clara di cerpen blog gw dulu kan…he….Kok bisa sama ya?!

Salam kenal yuph…

hahahaha…buat aku penasaran aja nih Bang….SIP!

lagi hanyutnya dalam buaian cerita,,,rupanya bersambung…ditunggu ya sambungannya!

Salam hangat dan tetap semangat!

Hanz dimana kamu hanz?

–> aku disini 😀

nunggu saja saya ah.. 😀

salam hangat too

Bah… ditunggu lanjutannya Blue….

blue, pandai sekali kau membuat pemaca penasaran 🙂 ditunggu lanjutannya

Akhirnya aku menemukan yang pertama… 🙂

Sahabat setia adalah sahabat yang benar benar menyadari arti dari keinginan sahabatnya itu sendiri

sahabat sejati manusia, siapa ya mas?

wah novel ya?? izin baca dulu ya..

blue novel2nya dibikin buku aja, nice posting

“Sahabat setia adalah sahabat yang benar benar menyadari arti dari keinginan sahabatanya itu sendiri
==========================blue

Saya merasakan hal itu, persahabatan itu terasa nikmat dirasakan sampai saat ini (dah bacakan pertemuan dua sahabat ?)

Ditunggu persembahan berikutnya blue..
Kapan nongol nih blue… mercu menantimu 🙄 😀

penasaran jadinya
gimana kelanjutan kisahnya

Gak tahu kenapa gue bingung.
postingan tahun 2009 kok yang comment malah tahun 2008 ya..??

apa kbar blue? lama ga baca tulisanmu…ditunggu lanjutannya 🙂

ditunggu lanjutannya.

siank mas blue….
meskipun banyak tapi dibaca-baca menyenangkan juga.ditunggu kelanjutanya.maaf mas telat berkunjung balik..

salam peace

jadi penasaran nich, cepet ya lanjutannya 🙂

Luar biasa mas Blue,

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran.

Thanks atas kunjungannya. Salam sejahtera selalu,

wah nggak terasa udah 10 menit disini, tanggung nich harus nunggu lanjutannya..heheheee

siang blue…
maap bacanya baru setengah….
untung baca setengah, ternyata bersambung to :mrgreen:

sptnya br pertama kali deh kesini…bnr gak ya hhmmm

hehe…tp asik jg baca cerbungnya…

Tinggalkan Balasan ke namakuananda Batalkan balasan

arsip bluethunderheart

my blue calendar

November 2009
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

Blue Stats

  • 141.482 hits